Ulasan Film The Coffee Man (2016)

Ulasan Film The Coffee Man (2016)

Ulasan Film The Coffee Man (2016)Kopi bukan lagi sekadar minuman sehari-hari; bagi banyak orang, itu adalah sebuah seni dan budaya tersendiri. Film The Coffee Man yang dirilis pada tahun 2016 menghadirkan penonton ke dalam perjalanan seorang barista yang mendalami dunia kopi dengan penuh gairah. Artikel ini akan membahas tentang film The Coffee Man dan menggali lebih dalam tentang kisah perjalanan yang diangkat dalam film ini.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita mungkin tidak terlalu memperhatikan apa yang ada di balik secangkir kopi yang kita nikmati. Bagi sebagian orang, kopi hanyalah minuman penyemangat di pagi hari atau teman setia saat tengah malam. Namun, bagi beberapa individu, seperti barista berbakat yang menjadi subjek film The Coffee Man, kopi adalah lebih dari sekadar minuman. Ini adalah seni, keahlian, dan cara untuk mengungkapkan diri.

Film The Coffee Man mengisahkan perjalanan seorang barista yang bernama Sasa Sestic, seorang imigran asal Bosnia yang tinggal di Australia. Sasa Sestic memutuskan untuk mendalami dunia kopi, bukan hanya sebagai pekerjaan, tetapi juga sebagai panggilan hidupnya. Ia memulai perjalanan untuk menjadi juara dunia dalam kompetisi kopi. Film ini menggambarkan kisah inspiratifnya saat ia berkompetisi di World Barista Championship (Kejuaraan Dunia Barista) pada tahun 2015.

Salah satu hal yang paling mencolok dalam film The Coffee Man adalah kecintaan yang mendalam terhadap kopi yang dimiliki oleh Sasa Sestic. Ia bukan hanya seorang barista biasa yang menyeduh kopi; ia adalah seorang penyemangat yang percaya bahwa setiap secangkir kopi memiliki potensi untuk menjadi sebuah karya seni. Kecintaannya terhadap kopi mendorongnya untuk menjelajahi sumber kopi terbaik di seluruh dunia, dari Honduras hingga Ethiopia.

Ketika Sasa Sestic mencicipi secangkir kopi, ia tidak hanya menilai rasanya, tetapi juga mencari jejak aroma yang khas, catatan rasa yang unik, dan karakteristik khusus yang dapat diidentifikasi dari biji kopi tersebut. Ia bepergian ke daerah-daerah penghasil kopi di seluruh dunia, berbicara dengan petani kopi, dan memahami proses panen dan pengolahan kopi dari awal hingga akhir. Semua ini adalah bagian dari upayanya untuk menghasilkan kopi terbaik di dunia.

Film The Coffee Man juga mengikuti perjalanan Sasa Sestic saat ia bersiap untuk berkompetisi di World Barista Championship (WBC). Ini adalah kompetisi bergengsi di dunia kopi di mana barista dari seluruh dunia bersaing dalam berbagai tantangan untuk menentukan siapa yang memiliki keterampilan terbaik dalam menyeduh kopi. Persiapan Sasa Sestic melibatkan latihan intensif, eksperimen dengan resep kopi, dan pelatihan yang ketat.

Dalam perjalanan ke kejuaraan, Sasa Sestic tidak hanya fokus pada menyeduh kopi yang enak. Ia juga ingin menghadirkan kopi yang berasal dari petani kopi yang adil dan berkelanjutan. Ia ingin mengangkat kesadaran tentang perlunya mendukung petani kopi di seluruh dunia dan menghargai pekerjaan mereka. Ini adalah salah satu pesan utama yang ingin disampaikan oleh film ini.

Film ini yang di tayangkan di nontonfilm88.co mengajarkan kita bahwa kopi tidak hanya sekadar minuman. Sebuah secangkir kopi yang sempurna adalah hasil dari perhatian terhadap detail, keterampilan yang mendalam, dan cinta yang tulus terhadap biji kopi. Ketika kita menyeduh kopi dengan tekun dan menyajikannya dengan penuh perhatian, itu dapat menjadi pengalaman yang membawa kedamaian dan kebahagiaan.

Ulasan Film The Coffee Man (2016)

Sebuah kopi yang sempurna juga menghormati petani kopi yang telah bekerja keras untuk menghasilkannya. Film The Coffee Man menggambarkan bagaimana Sasa Sestic berusaha untuk bekerja langsung dengan petani kopi, memastikan bahwa mereka mendapatkan harga yang adil untuk biji kopi mereka dan bahwa praktik-praktik yang berkelanjutan dipromosikan dalam industri kopi.

Kisah Sasa Sestic dalam The Coffee Man adalah contoh kekuatan inspirasi. Ia memulai dari awal, tanpa pengalaman yang signifikan dalam industri kopi, dan berhasil menjadi juara dunia dalam kompetisi barista yang bergengsi. Film ini adalah pengingat bahwa ketekunan, kerja keras, dan cinta terhadap apa yang Anda lakukan dapat menghasilkan prestasi yang luar biasa.

Film ini juga menyoroti bagaimana inspirasi dapat datang dari hal-hal sehari-hari. Sasa Sestic menemukan inspirasi dalam setiap secangkir kopi yang ia ciptakan, dalam cerita-cerita petani kopi, dan dalam perjalanan panjang biji kopi dari ladang hingga cangkir. Ini adalah pengingat bahwa inspirasi dapat ditemukan di sekeliling kita, asalkan kita membuka mata dan hati kita untuk melihatnya.

Salah satu pesan kuat yang disampaikan oleh film The Coffee Man adalah pentingnya penghargaan terhadap petani kopi. Petani kopi adalah bagian integral dari rantai pasokan kopi, dan mereka sering kali berjuang untuk mendapatkan nafkah yang layak. Film ini menyoroti betapa pentingnya mendukung praktik-praktik pertanian kopi yang berkelanjutan dan adil, serta memberikan penghargaan kepada petani kopi yang telah berkontribusi pada keindahan setiap secangkir kopi yang kita nikmati.

Film The Coffee Man adalah sebuah perjalanan yang menginspirasi ke dalam dunia kopi, seni barista, dan cinta terhadap biji kopi. Ini adalah kisah tentang seorang individu yang mengabdikan diri pada menjadikan kopi sebagai lebih dari sekadar minuman, tetapi juga sebagai karya seni yang indah. Film ini mengajarkan kita bahwa kecintaan dan kepedulian terhadap pekerjaan kita dapat menghasilkan pencapaian luar biasa.

Dalam dunia yang terus berubah, film ini juga mengingatkan kita akan pentingnya mendukung petani kopi yang menciptakan biji kopi yang kita cintai. Kita dapat mulai dengan mendukung praktik-praktik pertanian kopi yang berkelanjutan dan adil, sehingga para petani dapat terus memproduksi biji kopi berkualitas tinggi. Dengan cara ini, kita dapat menghormati seluruh rantai pasokan kopi dan menikmati secangkir kopi dengan penuh penghargaan.